Larangan Masuk untuk Mahmoud Abbas
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan mengizinkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September mendatang. Langkah ini diambil ketika sejumlah negara sekutu AS berencana memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.
Pencabutan Visa Pejabat Palestina
Pemerintahan Donald Trump mencabut visa Abbas dan sekitar 80 pejabat Palestina dari PLO serta Otoritas Palestina di Tepi Barat. Washington menuding pihak Palestina merusak prospek perdamaian, sehingga kehadiran mereka di forum internasional dianggap tidak sejalan dengan kepentingan AS.
Agenda Abbas yang Tertunda
Abbas sebelumnya dijadwalkan hadir dalam sidang tahunan di markas PBB, Manhattan. Selain itu, ia juga direncanakan mengikuti pertemuan puncak yang digagas Prancis dan Arab Saudi, di mana Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia berjanji mengakui Palestina sebagai negara.
Reaksi Palestina dan PBB
Kantor Abbas menyebut keputusan tersebut mengejutkan serta melanggar perjanjian markas besar PBB tahun 1947, yang mewajibkan AS memberi akses diplomatik ke markas PBB. PBB melalui juru bicara Stephane Dujarric menyatakan akan membahas isu visa ini dengan Departemen Luar Negeri AS.
Alasan Washington
Departemen Luar Negeri AS menegaskan penolakan visa didasari alasan keamanan dan kebijakan luar negeri. Mereka menuding PLO serta Otoritas Palestina gagal menolak ekstremisme, termasuk terkait serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Meski demikian, AS menyebut tetap terbuka untuk berdialog bila Palestina bersedia memenuhi komitmen perdamaian.
Respons Palestina
Pejabat Palestina membantah tuduhan tersebut dan menilai perundingan yang dimediasi AS selama puluhan tahun gagal menghentikan pendudukan Israel. Abbas bahkan dalam suratnya kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan Hamas dan menyerukan pembebasan sandera, menandakan upaya diplomatik tetap dilakukan.
Catatan Penting
Meski pembatasan berlaku bagi Abbas dan sejumlah pejabatnya, misi permanen Palestina di PBB tidak terdampak. Hal ini memastikan perwakilan Palestina masih memiliki akses untuk menjalankan tugas diplomatik di New York.
Baca Juga: Efek Gas Air Mata Tak Hanya Ganggu Penglihatan, Tapi Juga Bisa Bahayakan Pernapasan