Efek Gas Air Mata Tak Hanya Ganggu Penglihatan, Tapi Juga Bisa Bahayakan Pernapasan
Jakarta – Aksi demonstrasi di berbagai titik di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) malam berujung pada penggunaan gas air mata oleh aparat untuk membubarkan massa. Gas air mata dikenal dapat mengganggu penglihatan, tetapi menurut para ahli medis, dampaknya tidak berhenti di situ. Gas air mata juga bisa membahayakan sistem pernapasan.
Efek Gas Air Mata pada Tubuh
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa gas air mata dapat memberikan dampak langsung pada mata, kulit, serta paru-paru dan saluran pernapasan. Terpapar gas air mata biasanya menyebabkan iritasi pada mata, rasa perih pada kulit, hingga gangguan pernapasan.
Gangguan Pernapasan Akibat Gas Air Mata
Paparan gas air mata bisa menimbulkan gejala akut di saluran napas seperti dada terasa berat, batuk, tenggorokan tercekik, hingga sesak napas. Tingkat keparahan gejala sangat dipengaruhi oleh intensitas gas yang digunakan serta jarak paparan.
Pada orang dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), risiko menjadi lebih tinggi. Gas air mata bisa memicu serangan asma akut hingga kondisi gawat napas (respiratory distress).
Cara Mengurangi Dampak Paparan Gas Air Mata
- Segera menjauh dari sumber gas air mata.
- Cuci muka dan mata dengan air bersih mengalir.
- Lepas pakaian yang terpapar gas untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
- Gunakan masker atau kain basah untuk membantu meminimalisir masuknya gas ke saluran napas.
- Dapatkan bantuan medis jika mengalami sesak napas atau gejala berat lainnya.
Kesimpulan
Gas air mata bukan hanya alat pengendali massa yang menimbulkan perih di mata, tetapi juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan pernapasan. Masyarakat perlu memahami risikonya, terutama mereka yang memiliki penyakit paru. Dengan penanganan cepat dan tepat, dampak buruk paparan gas air mata bisa diminimalisir.
